Kamis, 27 Oktober 2011

Inilah Aku

Bagiku, aku adalah pribadi yang sederhana. Meski, mungkin tak kan ada banyak orang yang bisa memahamiku sepenuhnya. Tapi tak apa. Biarlah aku yang belajar memahami mereka.

Aku ssperti halnya orang-orang lain disekelilingku, begitu pun semua orang didunia ini. Aku memiliki banyak dimensi dalam kehidupanku. Tentu.
Aku adalah orang yang
Baik
Menyenangkan
Dermawan
Pengertian
Optimis
Penyabar
Religius
Penyantun
Egois
Keras kepala
Pemarah
Tak tau diri
Pendendam
Hmmmm, ya semua sifat itu ada padaku. Semuanya ada dalam diriku, soalnya kadarnya tentu sangat variatif sesuai keadaanku.

Sebagai seorang yang baik, aku merindukan semua keadaan berlangsung dalam kondisi-kondisi ideal yang mungkin tak mudah dijumpai dalam kehidupan nyata. Aku menempatkan diri sebagai penolong, pemerhati, ikhlas melakukan semua kebaikan sebagaimana disyaratkan dalam agama dan ajaran-ajaran moral yang pernah aku terima. Aku selalu tersenyum optimis dan tanpa pamrih. Aku akan menuai setiap kebaikan yang aku usahakan menjadi keyakinanku.

Sebagai seorang pemarah, emosiku siap meledak kapan saja saat pemicunya mendekati sumbu kemarahanku. Aku bisa sangat reaktif dalam mengungkapkan setiap kemarahan. Atau mungkin, aku pun hanya terdiam membisu menahan gelora kemarahanku laksana menahan panasnya darah yang mendidih dalam setiap pembuluh darahku. Tak jarang aku juga mengungkapkan kemarahan dengan senyum sinis.

Selasa, 04 Oktober 2011

Kesempatan

Hidup ini memberiku begitu banyak kesempatan. Ada kesempatan-kesempatan yang terbuka begitu lebar bagiku. Saat sebuah keadaan yang tak sesuai keinginan terjadi, Saat jalan yang kulalui tak mulus lagi, dan saat kelelahan mulai mendera diri, itu adalah saat dibukakannya pintu-pintu kesempatan lain, yang mungkin jauh lebih baik dari kesempatan utama yang kita tuju.

"Orang bilang kesempatan hanya datang sekali, kesempatan tak pernah datang dua kali". Aku tak setuju dengan pendapat itu. Bagiku, kesempatan itu datang, datang lagi, lagi dan lagi. Bahkan hilangnya satu kesempatan, tak jarang membuka begitu banyak kesempatan lain.

Kesempatan bukan tak pernah datang dua kali. Dia hanya tak pernah menggunakan wajah yang sama untuk setiap kedatangannya. Dia sangat jelita, dan sangat pandai memoles diri, dia selalu hadir dengan penampilan baru, hingga kadang sulit untuk dikenali sebagai sebuah kesempatan. Sungguh luar biasa.

"Kesempatan dalam kesempitan". Ya, aku suka istilah itu. Bagiku, sebaik-baik kesempatan adalah kesempatan yang kita peroleh dalam kesempitan. Itulah kesempatan terindah. Kesempatan yang tak kan terlupakan.