Selasa, 23 Oktober 2012
tapi
kau buat aku jatuh cinta
kau buat aku terlena
kau juga buatku merana
kau buat aku sejenak tertawa
bahagia dan berbunga-bunga
namun kau juga yang membuatku kecewa
kau hadir bawakanku banyak asa
kau bawaku melalang buana
tapi kau juga yang campakkanku dilembah nista
aku bahagia dengan mencintaimu
aku menangis haru mengenang budi baikmu
aku tertunduk malu melihat perhatianmu
aku juga risau saat harus rela melepas kepergianmu
23 oktober 2012
andai kau tahu
betapa aku sangat mencintaimu
tentu kau kan tahu tuk pertahankan cintaku
hatimu tak tergapai olehku
aku menggenggam tuk melepaskanmu
aku menemukan
tuk bersiap kehilanganmu
namun aku tak rela
cintaku berakhir benci
maka pergilah sebelum aku membencimu
pergilah
pergilah dari kehidupanku
pergilah...
Senin, 22 Oktober 2012
TUHAN
Tuhan
dengarkan curhatku
aku ingin mengadu padamu
seorang pria yang kusayang telah menyakitiku
maka, tolonglah aku
sampaikan ungkapan sayangku padanya
Tuhan
jangan biarkan dia berbuat aniaya
kasih tahu dia bahwa aku mencintainya
Tuhan
jangan biarkan dia menyesal kelak
Tuhan
hanya engkau yang tahu
dan hanya engkau yang mampu
membolak-balikan hati kami
Tuhan
aku berlindung padamu
aku berharap belai lembut kasih sayangmu
Tuhan.....................
Minggu, 30 September 2012
BENCI SAYANG
kau tentu telah tahu
aku sayang padamu
sayang tak bersyarat
namun sarat makna
kau tentu juga tahu
aku benci padamu
aku benci padamu yang menggantungkan rinduku
aku benci padamu yang membuatku amat pilu
aku benci padamu
yang membuatku selalu bertanya
apa beda cinta dan benci
aku benci padamu
yang membuatku selalu ingin menatap bening matamu
aku benci padamu
tanda tanya
lama, aku abai adamu
aku berlalu dan tak acuhkan dirimu
bukan aku tak rindu
aku hanya tak tau bagaimana harus ungkapkan cintaku padamu
aku terdiam bukan melamun
aku terpejam namun tak tertidur
aku berjalan namun tak bertujuan
otak, hati dan kakiku sedang tak mau kompromi
saat sebelah kakiku melangkah
sebelahnya manahanya
aku terbelenggu oleh bimbang dan raguku
aku terbuai oleh mimpi yang menahan gerak majuku
aku lelah terlalu banyak mengeluh
aku...........
aku habis kata-kata
Selasa, 11 September 2012
maaf
tak perlu kau tau
sakitnya hatiku
aku telah belajar mengobatinya
tak perlu kau meminta maaf padaku
aku telah memaafkannya jauh sebelum kau memintanya
aku,
aku bahkan tak tau
siapakah aku ini
PILIHANMU
jangan katakan aku meninggalkanmu
aku pergi
bukan karena aku ingin meninggalkanmu
aku pergi karena kau menolakku
aku telah tau pilihanmu
kau telah memilih selainku
dengan menolakku
Sabtu, 12 Mei 2012
Suatu hari, di bulan Maret 2009
Rina. Gadis itu, dulu sangat lugu dan periang. Senyumnya begitu lepas. Sepertinya, Tuhan ciptakan dia hanya untuk kesenangan dan menyenangkan yang lainnya. Indah nian hidupnya. Ia berhasil melewati setiap detik hidupnya dengan kegembiraan. Ia merespon segala sesuatu dengan cita rasa humor yang tinggi, unik dan tak terduga. Sungguh, dia penghibur yang manis. Entertainer sejati yang tak pernah minta royalti. Semua pun iri padanya. Rasanya dunia kan selalu indah selama masih ada dia. Dia bisa tersenyum dalam tangisnya. Menangis dalam senyuman, ia pun bisa. Selalu saja ia menemukan hal yang membuat segala sesuatu jadi lucu.
Tapi, itu dulu. Dan tentu kita semua tahu, dulu bukanlah sekarang. Dua kondisi yang berbeda.
Rina. Orang-orang lebih suka memanggilnya Rin-rin. Kedengarannya panggilan itu lebih renyah, serenyah tawa dan senyumnya. Gadis belasan tahun akhir, yang kini beranjak dewasa. Sebagai remaja, ia tak kehilangan sifat kekanak-kanakannya yang manja dan lucu. Namun, ia juga mampu berfikir dewasa. Ia mampu menggunakan akal dan logika diatas segalanya. Perdamaian jadi obsesinya. Dia sangat menghindari konflik. Setinggi apa pun harga perdamaian akan ditebusnya. Oh, sungguh ia layak berjuluk Sang Juru Damai.
Tak perlu memaksanya tuk melakukan sesuatu. Diam-diam dia akan melakukan apa pun yang orang lain mau. Dia tak mengharapkan imbalan untuk itu. Membuat orang lain gembira adalah obsesi keduanya.
Diatas semua kebaikan yang ia miliki, ia sangat perasa. Ia pun sangat mudah tertekan. Ia sangat tidak ingin membuat orang lain susah karenanya. Tentu saja, ia lebih sering mampu mengatasi masalahnya tersebut. Dia berjuang sekuat tenaga untuk tidak menampakkan ekspresi kemarahannya, meski konflik demi konflik berkecamuk dalam batinnya. "Cukup aku sendiri yang tahu masalah ini, aku tak mau orang lain susah karena aku, toh mereka sendiri sudah terlalu banyak masalah. Aku tak mau membebani mereka." Demikian ucapnya dalam hati. Ya, Rin-rin memang berhati baja. Dibalik semua kepribadian yang nampak, sejatinya dia berhati keras.
Dalam lingkungan pergaulannya, Rin-rin memang tak pernah punya teman yang sangat akrab. Dia bergaul, berdamai dan menghibur dengan semua orang yang ditemuinya. Dengan mudah dia dapat mengambil hati orang-orang disekitarnya. Diantara teman-temannya bisa jadi dia tampak sangat cerdas, namun, tak jarang juga ia tampak seperti orang terbodoh yang pernah diciptakan Tuhan ke dunia ini. Namun, Rin-rin tetaplah Rin-rin, ia ceplas-ceplos dan polos. Dalam kondisi terjepit, ia selalu bisa menyelamatkan muka dengan komentar tak terduga. Ia pun tak menyinggung perasaan orang lain.
Seandainya Florence Littauer mengenal Rin-rin sebelum ia menyelesaikan tulisannya dalam buku "Personality Plus", tentulah ia akan menampilkan Rin-rin sebagai representasi dari salah satu watak dalam bukunya tersebut. Ya, Rin-rin adalah representasi sempurna dari watak phlegmatis yang damai.
Rin-rin remaja yang kian beranjak dewasa hidup dalam masa perkembangan teknologi yang pesat yang memaksanya mengikuti arus perkembanagnya. Ia memang bukan gadis remaja yang selalu up date dengan peralatan komunikasi termutakhir yang hadir dilingkungannya, namun ia tetap sedikit mengikuti perkembangannya. Rin-rin mungkin sedikit Gaptek alias Gagap Teknologi namun ia mahir menggunakan Ponselnya.........................
(Bersambung..........)
Langganan:
Postingan (Atom)