Banyak
hal yang telah aku lakukan dalam hidupku, baik itu untuk diriku sendiri,
keluargaku, dan orang-orang lain disekitarku. Meski demikian, aku merasa masih
merasa harus berbuat sesuatu yang lebih berharga dan bermanfaat lagi bagi lebih
banyak orang.
Sebagai
pribadi, aku sangat prihatin dengan tingginya angka korupsi di Negeri ini.
Kasus korupsi dalam berbagai skala sangat akrab dalam keseharian kita. Begitu
pun dengan penyuapan atau istilahnya kolusi, suatu kondisi yang lumprah di
dalam masyarakat kita, dimana banyak pihak (seseorang) mau melakukan suatu
pekerjaan yang sebenarnya adalah kewajibannya setelah menerima imbalan tertentu.
Tentu ini tidak terjadi pada semua orang, namun karena begitu lumprahnya
praktek tersebut, maka perlahan tapi pasti hal itu dianggap benar adanya. Dalam
pandanganku, kebiasaan mencontek saat ujian sekolah, sangat erat berhubungan
dengan korupsi dan kolusi. Seorang anak yang telah terbiasa mencontek, akan
lebih ringan tangannya dalam melakukan tindakan-tindakan yang mengarah pada
tindak korupsi. Dan kontribusi besarku dalam hal ini adalah bahwa aku sangat
tak suka mencontek. Aku tak malu mendapat nilai D dalam suatu mata kuliah
karena itu nilai murniku, meskipun kesempatan mencontek saat itu terbuka lebar,
tapi aku memilih untuk tidak memanfaatkannya. Pada anakku yang masih berusia 21
bulan pun, aku sering mengingatkannya dan mengatakan padanya “Anakku, ibu kelak
tak ingin memaksamu untuk menjadi “anak hebat” namun memanfaatkan segala macam
cara yang justru akan membuat ibu malu jika mengetahuinya. Ibu akan sangat
bahagia jika kelak engkau jadi anak yang jujur, cerdas, dan berani mengakui
kesalahan diri”. Kira-kira inilah kontribusiku bagi negeri tercintaku. Sebuah
kontribusi yang mungkin nyaris tak bermakna bagi kebanyakan orang saat ini,
namun sangat besar nilainya menurutku. Menurutku, jika kebanyakan orang di
negeri ini berpikir dan bertindak sepertiku, Insya Allah di masa depan, kasus
korupsi akan berkurang, dan itu artinya Negara kita akan memiliki lebih banyak
anggaran yang dapat dibelanjakan untuk kesejahteraan bersama.
Kontribusi
kecilku lainnya bagi bangsa ini adalah bahwa menurutku, aku bukanlah orang
konsumtif dan bangga dengan produk-produk import. Konsumtif dan bangga pada
segala produk asing menurutku adalah bentuk dari ketidakcintaan seseorang pada
bangsanya sendiri. Selama ini kita terlalu terpukau pada produk-produk asing
yang membanjiri pasar kita, dan kita lupa bahwa kita punya banyak sumber daya
alam yang apabila kita kelola dengan baik akan dapat memberikan nilai produk
tidak kalah saing dengan produk import. Kita terlena dengan kemajuan bangsa
lain dan kecolongan, bangsa lain telah mengambil sumber-sumber kekayaan yang
kita miliki, dan kemudian kita bangga membeli bentuk baru dari sumber kekayaan
tersebut. Menurutku, seharusnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang sejahtera
karena betapa luasnya wilayah yang kita miliki dan segala kekayaan alam yang
ada didalamnya. Seharusnya kita adalah Negara yang tak perlu lagi mengimport
beras dan kedelai sebagai bahan pangan kita, dan seharusnya juga kita tak perlu
risau pada nilai tukar rupiah. Seharusnya petani kita dapat lebih diberdayakan,
dan bukanya menempatkan para petani sebagai karyawan perusahaan-perusahaan
asing.
Sebagai
seorang farmasis, aku telah aktif berbagi ilmu sebagai seorang asisten
praktikum dilembaga pendidikan tempatku dulu menimba ilmu kefarmasian, Sekolah
Tinggi Farmasi Bandung selama kurang lebih 8 tahun. Dengan pekerjaan ini, aku
bisa turut serta dalam pendidikan calon-calon farmasis muda, sambil tetap terus
belajar tentunya. Aku punya harapan besar bersama mereka, masa depan farmasis
di Indonesia bisa lebih maju, dengan memanfaatkan potensi-potensi sumber daya
alam yang kita miliki. Disetiap saat dalam interaksiku dengan mereka, aku
sering memotivasi mereka untuk kelak menjadi farmasis yang lebih kreatif dan
inovatif. Saya sangat bangga pada mereka yang muda dan mau memulai usaha. Aku
menginspirasi mereka untuk mau memanfaatkan dan mengolah segala bentuk kekayaan
alam yang kita miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar